Setelah
diberi penjelasan tentang arah qiblat dari perspektif ilmu pengetahun dan
syariat Islam, jamaah mushalla ar-raudhah pun langsung membenahi arah qiblatnya
sesuai dengan perhitungan dan arahan yang diberikan oleh petugas Kementerian
Agama Kabupaten Gianyar. “Alhamdulillah kami telah memperbaiki arah qiblat agar
benar dan tepat sesuai syariat Islam dan ilmu pengetahuan,” ujar Ust. Syamsul
Arifin, Pembina majelis taklim setempat didampingi pengurus mushalla.
Menurut
Nasihuddin, pihak KUA Gianyar telah melakukan pengukuran arah qiblat terhadap
seluruh tempat ibadah yang ada di wilayah kerja meliputi Kecamatan Gianyar,
Blahbatuh, Tegallalang dan Tampaksiring. Dari 13 tempat ibadah yang ada, 30
persen yang arah qiblatnya telah tepat sesuai perhitungan dan pengukuran.
Sisanya, 70 persen tempat ibadah muslim di wilayah kerja KUA Gianyar masih
harus dibenahi.
“75
persen tempat ibadah muslim di wilayah kami seharusnya sudah benar paska tahun
2010-2011 kami melakukan pengukuran ulang. Hanya saja dalam perjalanan waktu,
ada beberapa tempat ibadah yang kembali kepada arah qiblat mereka semula dan
sebagian lagi sudah agak geser-geser, tidak tepat sesuai pengukuran kami,”
jelas Kepala KUA yang telah bertugas sejak tahun 2010.
Ketepatan
dalam penentuan arah qiblat sendiri sangat diharapkan demi kesempurnaan ibadah
shalat umat Islam. Pihak KUA Gianyar telah berkali-kali melakukan sosialisasi
tentang arah qiblat kepada masyarakat melalui momen majelis taklim dan mimbar
jumat serta selebaran tulisan yang dikirim ke masjid-masjid. Karenanya, KUA
Gianyar membuka layanan pengukuran arah qiblat kepada siapapun yang siap
membenahi arah qiblatnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar